Tato temporer biasanya menjadi pilihan banyak orang yang tak mau ambil risiko dengan tato permanen. Bisa jadi karena mereka mudah bosan, takut tidak menyukai hasil tato mereka, atau alasan lainnya. Namun pilihan yang tampaknya cerdas ini ternyata bisa memberikan dampak kesehatan yang serius.
"Hanya karena tato itu tidak permanen bukan berarti tato itu bebas risiko," ungkap Dr Linca Katz, direktur Food and Drug Administration's Office of Cosmetics and Colors, seperti dilansir oleh CBS News (25/03).
Tak seperti tato permanen yang disuntikkan ke dalam kulit, biasanya tato temporer dibuat dari henna, pewarna merah-cokelat dari tanaman yang berasal dari Asia atau Afrika. Mereka biasanya menggunakan henna kering untuk mewarnai kulit, rambut, kuku, atau hal lainnya.
Meski begitu, bahan yang saat ini banyak digunakan untuk membuat tato temporer bukanlah henna murni, melainkan henna hitam yang sudah dicampur dengan bahan kimia lain seperti p-phenylenediamine (PPD). PPD inilah yang menyebabkan reaksi pada kulit seseorang dan bisa berbahaya jika diberikan pada kulit.
Dalam penelitian di New england Journal menunjukkan kasus seorang gadis yang tangannya melepuh setelah menggunakan tato temporer yang terbuat dari henna pada hari pernikahannya. Parahnya, luka melepuh ini tak bisa hilang hingga enam bulan kemudian.
Sebelum mencoba tato temporer sebaiknya Anda mengetahui jenis tinta yang digunakan oleh seniman tato tersebut. Berhati-hatilah, jangan sampai Anda juga mengalami alergi yang akan Anda sesali.