Sementara gajah Afrika menghadapi kemungkinan punah karena maraknya pemburuan liar, gajah di wilayah Asia justru menghadapi masalah kepunahan akibat langkanya habitat asli mereka. Hal ini dikemukakan International Elephant Project.
Gajah di pulau Sumatra banyak diracun oleh warga yang berusaha melindungi tanaman mereka yang dimakan oleh gajah-gajah lapar. Hal ini karena semakin berkurangnya hutan di Sumatra, sehingga gajah tersebut mencari makanan ke wilayah pemukiman.
"Ketika habitat asli mereka mulai berkurang dan hilang, mereka akan pergi ke pemukiman. Ini menyebabkan konflik yang merugikan kedua pihak, hingga menyebabkan kematian," ungkap Leif Cock, salah satu founder proyek tersebut, seperti dilansir oleh Reuters (22/03).
Menurut Cock gajah Asia lebih rentan punah karena jumlah mereka yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan gajah Afrika. Untuk saat ini, Cock lebih berkonsentrasi pda gajah Sumatra yang benar-benar sudah kehilangan habitat aslinya.
Lima gajah dari Sumatra yaitu Anna, Cinta, Bella, Dadang, dan Elena saat ini telah disiapkan untuk diadopsi. Kelima gajah ini berasal dari daerah yang berbeda di daerah Bukit Tigapuluh, Sumatra. Masing-masing gajah diberikan kalung yang memiliki GPS untuk memonitor gerakan mereka.
Kalung ini bisa dimanfaatkan ketika kelompok gajah sudah mulai mendekati daerah padat penduduk sehingga bisa dihalau ke tempat lain. Biaya adopsi dimulai dengan harga USD 65 (sekitar Rp. 640.000). Anda berminat untuk mengadopsi gajah-gajah ini?