Cerita Cinta - Hal terindah yang pernah kurasakan dalam hidupku adalah memilikimu, semoga kau mengerti cinta ini murni, tulus terukir dalam lubuk hatiku. Bukan bermaksud memaksamu untuk menerimaku, namun harus kau tau, bahwa separuh nafasku kini ada bersamamu. Akan ku buktikan bahwa akulah yang terbaik untukmu. Sekalipun ada yang lain dihatimu, maka perlahan akan ku hapuskan dia dan menggantikannya denganku. Hanya diriku.
Sebuah mimpi terbesarku adalah mengukir cerita indahku bersamamu. Agar kelak, ketika Tuhan memanggilku untuk kembali padaNya, aku mampu bercerita semua tentang kita dan meminta pada-Nya agar kita kembali dipersatukan. Kehidupan yang kekal nan hakiki bersamamulah mimpi terbesarku itu.
Seandainya kau tau, sejak tatapan penuh makna pertama darimu itulah yang menjadikan sebuah keyakinan tersendiri bagiku bahwa aku mampu memilikimu, bahagia bersamamu dalam keabadian dan juga mendapatimu sedang berproses menerimaku hingga akhirnya kau benar-benar turut larut dalam rasa yang semula ku miliki sendiri. Aku akan menjadikanmu seperti yang ku mau, menjadi seseorang yang tulus menerimaku dan selalu bangga padaku dengan semua hal yang ada pada diriku. Tentunya, tak kan pernah ku kecewakanmu. Dan dengan begitu, perlahan cinta itu akan mudah memasuki ruang hatimu.
Ketahuilah, aku mencintaimu bukan karena segala yang ada pada dirimu, bukan karena karunia Tuhan yang dilimpahkan padamu juga bukan karena segala kelebihanmu. Ingatlah selalu, aku mencintaimu karena Allah, karena ridho Allah yang mengijinkan hati ini memilihmu. Karena jalan yang telah tertulis bagiku adalah untuk bersamamu.
Kini, apalagi yang harus ku tempuh?
Katakanlah, apa yang kau inginkan. Karena segala keinginanmu adalah titah suci bagiku untuk ku tunaikan. Karena dengan begitu, adalah hal utama untuk mempertahankan apa yang kau rasa. Bukan bermaksud ku relakan diriku untuk kau perbudak, hanya saja, inilah cintaku yang selalu akan menghargaimu ketika hatimu telah sepenuhnya dalam pelukku.
Aku akan menjadi penjagamu, dalam sukamu juga dukamu. Aku akan menjadi pelindungmu, dalam kuatmu juga rapuhmu. Aku akan menjadi pendar lilin yang akan menerangi ketika kalbumu kau rasa sunyi. Dan aku akan menjadi mentari yang menyertai dalam setiap cerianya harimu.
Begitu aku sangat mengharapkan untuk memilikimu hingga aku terlupa,
siapakah aku?
Akankah kau melihatku? Akankah semua ini meyakinkanmu?
Entahlah. Kini ku tak peduli, karena bagaimanapun aku, aku milikmu.
Oleh mbak Nurisna Solihatin, PPM Khoirul Huda