For Someone who Make Me Feel Better




Angin. . .
Ya seperti itulah dirimu, opha . .
Maka memang seharusnya itulah namamu. .
Vent!
Yang  ada dan tiadanya dirimu
Tak akan terdeteksi waktu.

Kung,,
Untuk kedua kalinya dia membuatku menangis
Meluapkan rasa sakit ini padanya?
Percuma!
Dia tak akan pernah tau, dan tak mau tau!

Opha, , ,
Dia sakit,
Bahkan nyaris tak sadarkan diri. .
Dan mungkin kan jatuh,
Andai saja Tio tak menopangnya
Tapi, opha. . .
Taukah kau apa yang dia katakan ketika ku menanyakan keadaannya?
“Kamu, gak usah ikut campur!!”
Salahkah aku, Kung?!
Aku hanya ingin membantunya,
Sebagai teman, sahabat,
Dan sebagai adek yang peduli terhadap saudaranya

Kung, , ,
Bolehkah aku marah?
Bolehkah sehari saja aku egois padanya?
Aku lelah membuatnya mengerti maksudku
Ini sudah menjadi yang kedua kalinya
Setelah dia membuatku menunggu 5 jam tanpa kabar,
Dan tiba – tiba membentakku ketika aku menanyakan keberadaannya
Padahal saat itu, aku menunggu karena dia membutuhkan catatanku

Aku takut, Kung. .
Aku takut rasa sakit ini,
Karena aku menyayanginya.
Aku takut untuk itu.
Dan jujur, aku lelah. . .

Bukan waktuku untuk memikirkan rasa!
Bukan pula untuk orang yang selalu mengingatkanku,
agar aku tak menyayanginya.


Opha, sakit apakah dia?
Sebegitu parahkah sehingga untuk berkata lembut pun dia tak mampu?!



oleh Anindya Dyah Widiandani ,  PPM Khoirul Huda Surabaya