Orang Terbagi Menjadi 'Suku' Di Twitter Dan Facebook

Para ilmuwan telah menemukan munculnya tren baru di situs jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook, di mana orang yang membentuk suatu komunitas seperti masyarakat dengan bahasa mereka sendiri yang unik. Komunitas ini memiliki karakter pekerjaan, dan mengembangkan bahasa mereka sendiri yang khas. Penelitian ini dipimpin oleh ilmuwan dari Royal Holloway University yang bekerja sama dengan Universitas Princeton.

"Kami mencari kata-kata yang tidak biasa yang banyak digunakan oleh satu komunitas, tetapi relatif jarang oleh orang lain Sebagai contoh, Satu komunitas sering disebutkan Justin Bieber, sementara komunitas yang lain berbicara tentang Presiden Obama," tutur Bryden dalam studi yang diterbitkan di EPJ data Ilmu .

Menurutnya sama seperti orang yang memiliki berbagai tingkah laku di daerah, ia juga menemukan masyarakat sering melakukan miss komunikasi kata-kata dengan cara yang berbeda. Semisal penggemar Justin Bieber yang memiliki kebiasaan untuk mengakhiri kata-kata dengan 'ee', seperti 'pleasee', dan untuk guru sekolah cenderung menggunakan kata-kata panjang.

Tim ini menghasilkan sebuah pola, dimana masyarakat akan menunjukkan bagaimana mereka memiliki panggilan, politik, etnis dan hobi yang sama. Untuk melakukan hal ini, mereka fokus pada pengiriman pesan publik yang tersedia melalui Twitter, yang berarti bahwa mereka bisa merekam percakapan antara peserta dua atau banyak. Untuk mengelompokkan pengguna ke masyarakat, mereka berpaling kepada mutakhir algoritma dari fisika dan ilmu jaringan. Algoritma bekerja dengan mencari individu yang cenderung untuk mengirim pesan ke anggota lain dari komunitas yang sama.