Diancam Pacar dan Keluarganya, Apa Solusinya?

Pertanyaan pertama saya adalah, emangnya apa saja yang sudah diperbuat selama masa pacaran? kalo misal normal-normal saja, kenapa harus takut? dan juga, ancaman tinggal ancaman, kalo misal tidak terbukti kebenarannya..

Yang terpenting sekarang adalah, bagaimana diri Anda menguasai diri, dan juga membuktikan bahwa Anda memang memiliki kelebihan dan kemampuan untuk survive, dan juga dapat menjadi lebih baik.

Mengenai kata-kata sampah, rongsokan, dll. Menurut saya itu hanyalah emosi dan juga tidak harus diperhatikan lebih jauh.

Dan yang lebih penting adalah, kalo misal memang memungkinkan, mungkin ada baiknya jika Anda ‘menghilangkan’ diri, namun tetap menjaga hubungan dengan pihak keluarga Anda sendiri..


1. Masalah kawin paksa
Yang ditekan pihak cowok atau ceweknya? psikologi cowok dan cewek kan beda, jadi solusinya pasti beda juga. tapi kalo prinsipnya sih tidak ada istilahnya kawin paksa.

2. Masalah ancaman
Kalo ancamannya adalah dipermalukan, maka ada dua kemungkinan strategi dari pihak lawan. pertama: memfitnah atau kedua: menjebak.

Strategi memfitnah/menjebak dari si A kemungkinan diawali pada pertanyaan berikut ini:
bagaimana caranya agar si B (yang difitnah) terlihat buruk oleh si C (pihak ketiga)

Memfitnah/menjebak hanya sebuah metode untuk menjawab pertanyaan di atas. bedanya, memfitnah mengandung unsur kedustaan, sedangkan menjebak tidak mengandung unsur kedustaan tetapi pihak A diarahkan untuk mendukung bukti bahwa pihak B telah melakukan sesuatu yang buruk.

Umumnya orang yang diancam mengambil langkah-langkah di bawah ini (hanya masukan saja tidak ada maksud mengajak):
1. Mengasingkan salah satu pihak (A atau B) ke tempat yang jauh sekali.
2. Mengh*b*s* salah satu pihak (A atau B). yang ini jangan bro.
3. Menghilangkan ingatan pihak B dan orang tuanya.
4. Menghilangkan perasaan pihak B dan orang tuanya sehingga menjadi tidak berperasaan.
5. Negosiasi agar cara 1, 2, 3, 4 tidak perlu dilakukan. Yang terakhir ini Anda juga harus libatkan orang tua atau wali atau orang yang dianggap pembimbing. Tapi kalau gagal, pilihan 1, 2, 3 atau, 4 mau tidak mau harus diambil karena menyangkut keamanan Anda sendiri.

Pilihan 3 bisa menjadi alternatif yang cocok. Misalnya, kenalkan dia dengan laki-laki atau wanita lain (tergantung jenis kelaminnya) jadi win-win solution...