To My Special Best Friend



Kota hujan itu membuat aku benar – benar mengertimu
Hey, masih ingatkah kamu, Kung,
Saat aku nyaris membeku karena hujan
Dan jaket abu – abumu kembali menyelamatkanku?
Jaket itu kini jadi teman setiaku lho, opha. . :)

Hhmm,,
Hujan. . .
Ya, , Itulah alasanku selalu tersenyum melihat rinainya.

‘Kakung’ku
Hari ini aku melihat dia lagi di Gazebo, bersama kerumunannya,
Jujur, sebenarnya aku ingin menyapa
Tapi, ‘Gengsi yang kau tularkan dulu,
benar – benar membungkam mulutku.
Dan kau tau apa yang terjadi, Kung?
Dia berteriak memanggilku
Menyapaku?
aku tak terkejut hanya gara – gara dia menyapaku
Hanya saja,,,
Sebutannya untukkulah yang membuatku tanpa sadar
memasang muka yang kau  sebut ‘bego’, itu Kung. . .
‘Adek Ella’
Ya, dia memanggilku dengan sebutan itu
Adek, Kung
Sejak kapan aku jadi adeknya???!
Dan. . . .
100 buatmu, opha. . .
Dengan sukses aku membuatnya terpingkal melihat tampangku :(
Opha. . .
Setiap kali dia tertawa,
Entah mengapa aku selalu merasa menemukan sosokmu kembali
Gaya yang khas. .
Dan usilnya itu . . .
Hufft. . .
Merasa beruntung aku tak selalu mendapatinya
Dan berdoa semoga tak pernah menjadi korban ‘penganiayaannya’

‘Angin’ yang ku rindukan
Aku merasa ada yang salah denganku, Kung. .
Jujur, beberapa hal pada dirinya,
Nyaris mirip denganmu.
Tapi,,
Ah. . . Entahlah. .
Semoga saja hanya terbawa mendung


Kung, benarkah penglihatanku?
Dia nyaris selalu terlihat pucat meski tersamarkan. . .


oleh mbak Anindya Dyah Widiandani ,  PPM Khoril Huda Surabaya