Tumbuhan Penghasil Narkoba Jenis Baru Khat "Cathinone"

Katinona (Cathinone) atau benzoyletanamina (dipasarkan di Israel dengan nama haggigat atau bisa juga disebut Neropedron Nerophedrone), adalah zat monoamina alkaloid yang terkandung dalam tumbuhan semak Catha edulis (khat) dan secara kimiawi mirip dengan efedrina, katin, dan zat amfetamin lainnya. Peneliti dari Fakultas Farmakologi, Universitas Jenewa, Swiss, yang bernama Kalix P, dalam jurnalnya yang berjudul Pharmacology and Toxicology, edisi Februari 1992 mengatakan bahwa zat kationa adalah bentuk alami dari amfetamin. Cathinone menginduksi pelepasan dopamina dari preparasi striatal yang di pra-labelkan dengan dopamina atau prekursornya. Cathinone kemungkinan merupakan kontributor utama bagi efek stimulan Catha edulis. Tidak seperti amfetamin lainnya, Cathinone tergolong ke dalam kelompok fungsional keton. Zat amfetamin lainnya yang juga berbagi struktur dengannya adalah anti depresan buprofiona dan stimulan metkatinona.

Daun muda dan akar dari Catha edulis telah dikonsumsi selama ratusan tahun oleh bangsa di kedalaman Afrika, semenanjung Arab dan dataran tinggi Kenya untuk memperoleh efek stimulus seperti peningkatan kewaspadaan, euforia, dan stimulus sistem syaraf. Dahulu tumbuhan khat (Chata edulis) dikonsumsi dengan cara dikunyah dan dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa tersebut untuk tetap terjaga di malam hari saat mempelajari agama. Selain itu tumbuhan khat ini dikonsumsi untuk meningkatkan gairah kerja, menghilangkan depresi dan menurunkan berat badan. Cathinone sintetik merupakan senyawa turunan dari cathinone, salah satu senyawa psikoaktif yang terdapat pada tumbuhan Catha edulis. Senyawa ini menjadi stimulus bagi pelepasan norepinephrine, serotonin, dan dopamine yang memberi efek bahagia dan tenang.

Cathinone saat ini digunakan secara legal sebagai garam mandi, pupuk, dan senyawa kimia untuk penelitian. Pada awalnya senyawa ini diperkenalkan ke masyarakat sebagai produk legal, namun seiring berjalannya waktu Cathinone mulai disalahgunakan sebagai senyawa adiktif  mirip amfetamin. Beberapa jenis baru amfetamin yang diturunkan dari Cathinone adalah utylone, dimethylcathinone, ethcathinone, ethylone, 3-fluromethcathinone, 4-fluromethcathinone, mephedrone, methcathinone, methedrone, MDPV, methylone, and pyrovalerone.

Efek

Penggunaan Cathinone yang berlebihan dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, gelisah, lekas marah, insomnia, halusinasi dan serangan panik. Pengguna kronis beresiko terkena gangguan kepribadian dan menderita infark miokard. Mefedrona, yaitu turunan Cathinone yang tidak terbentuk secara alami, lebih potensial untuk melepaskan serotonin dibandingkan dengan Cathinone atau metkatinona, sehingga efek penggunaannya setara dengan ekstasi. Orang-orang yang menggunakan obat-obatan ini bisa diuji serum atau uji urin untuk membuktikan kandungan Cathinone dan norepedrina; metabolit utamanya.

Pengguna Cathinone sintetik akan mengalami peningkatan energi, empati, keterbukaan, dan peningkatan libido. Namun demikian, efek klinis yang merugikan dari Cathinone sintetis bisa sangat berbahaya, menyebabkan gagal jantung, gejala syaraf dan kejiwaan. Selain itu, pengguna dapat menunjukkan tanda-tanda toxidrome simpatomimetik termasuk agitasi, psikosis, takikardia signifikan, hipertensi, dan kejang. Dampak yang sama dengan yang dialami pengguna amfetamin. Selanjutnya, hipertermia dan hiponatremia juga dapat dialami oleh pengguna cathinone. Bahkan, beberapa kasus kematian yang berhubungan dengan konsumsi Cathinone sintetik telah dilaporkan. Dapat disimpulkan bahwa konsumsi Cathinone sangat berbahaya dan dan fatal bagi penggunanya. Dengan demikian diperlukan peraturan hukum yang lebih ketat terhadap peredaran Cathinone. Selain itu, studi lebih lanjut diperlukan dalam rangka meningkatkan pengobatan terbaik dari toxidrome terkait dengan keracunan Cathinone sintetis.

Tinjauan hukum

Penggunaan Khat tidak berada dibawah kontrol Internasional. Cathinone dan Cathine ada didalam daftar Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1971. Secara internasional, Cathinone tergolong ke dalam obat-abatan terlarang Golongan 1 di bawah Konvensi Zat Psikotropika. Sejak 1993, DEA menetapkan Cathinone sebagai zat adiktif Golongan 1 dalam Undang-Undang Pengawasan Psikotropika. Sementara di Indonesia, Cathinone tercantum dalam lampiran Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, sebagai Narkotika Golongan  pada urutan ke-35 dari daftar tersebut.

Tumbuhan khat siap dijual

Penjualan tumbuhan khat secara hukum dilegalkan di beberapa negara, namun juga ilegal di beberapa negara lainnya. Cathinone sintetik (buatan) juga sering digunakan sebagai bahan utama yang digunakan sebagai campuran dalam mengkonsumsi obat-obatan terlarang, misalnya bath salts di Amerika Serikat.

Tumbuhan Khat secara tradisional digunakan oleh masyarakat Afrika Timur sebagai obat. Daun Khat biasanya dibungkus dengan menggunakan daun pisang. Komponen utama dalam Khat adalah cathinone dan cathine (norpseudoephedrine).


Ketika dikunyah, daun Khat akan mengeluarkan zat ke dalam air liur. Zat tersebut dengan cepat diserap dan kemudian hilang. Cathinone dan cathine berkaitan erat dengan amphetamine, secara farmasi efek cathinone bisa disamakan dengan efek amphetamine walaupun lebih kuat efek amphetamine.

Struktur kimia.



Cathinone secara struktural terkait dengan metkatinona, sama seperti amfetamina yang terkait dengan metamfetamina. Cathinone berbeda dengan amfetamin, ia memiliki atom keton oksigen (C=O) dalam posisi β di rantai samping. Alkohol yang terkandung dalam senyawa katin secara stimulan kurang kuat. Konversi biofisiologikal dari Cathinone ke katin dapat dilakukan pada daun khat. Daun khat segar memiliki rasio pengonversian dari Cathinone ke katin yang lebih besar daripada daun yang kering, sehingga memiliki efek psikoaktif yang lebih kuat.

Cathinone dapat diekstraksi dari Catha edulis, atau disintesis dari α-bromopropiofenona (lebih mudah dibuat dari propiofenona).

Arnold Brossi dalam bukunya tahun 1991 menyatakan Cathinone, seperti halnya amfetamin, memiliki potensi yang kuat dalam merangsang sistem saraf pusat (SSP). Sebagian besar efek diperkirakan berasal dari dua phenylalkylamines – Cathinone dan katin – yang secara struktural mirip dengan amfetamin. Katinona adalah turunan metkatinona, yang ditemukan secara alami dalam tanaman khat. Ini jenis obat terlarang dapat dengan mudah diproduksi oleh oksidasi pseudoefedrin di laboratorium bawah tanah. Dalam Cathinone struktur kimianya hampir identik dengan amfetamin kecuali bahwa molekul hidrogen dijatuhkan dan digantikan oleh molekul oksigen. Setelah pemberian oral dalam bentuk kapsul, kadar serum puncak Cathinone dicapai dalam waktu satu jam. Cathinone juga merupakan konstituen yang paling kuat yang terkandung dalam tanaman khat dan memiliki struktur kimia yang sangat mirip dengan amfetamin.