Memanfaatkan Harta Agar Lebih Bernilai

Semua percaya kalau rezeki yang kita miliki itu berasal dari Tuhan. Rezeki yang ada kalanya lapang namun juga ada kalanya sempit, itulah nikmat yang harus tetap disyukuri. Seorang yang diberi kelapangan rezeki bahkan sejak ia lahir, itulah kenikmatan yang amat luar biasa. Namun janganlah lantas sombong karenanya. Seorang yang dicukupkan dari apa yang ia butuhkan, maka sudah sepatutnya ia merasa cukup, rela, dan puas atas semuanya. Sedang seorang yang merasa kekurangan hingga dia berusaha dengan semaksimal mungkin, maka sampailah rezeki itu di tangannya hingga membuat ia gembira atas hasil usahanya.

Adapun orang yang tatkala ditimpa kesulitan rezekinya dan berpikir bahwa dunia tidak berpihak kepadanya sehingga dia berputus asa, maka menjadi sempitlah pikirannya dan saat itu pula dia menemukan jalan pintas untuk meminta uluran tangan orang lain. Ini yang tidak pantas ditiru.  Sobat, banyak sekali rezeki yang diberikan kepada kita. Nikmat sehat, anggota tubuh, tempat tinggal, keluarga, harta, dan masih banyak nikmat-nikmat yang lainnya. Semua itu termasuk rezeki namun yang akan kita bahas di sini adalah rezeki yang berupa harta. Masing-masing kita mendapat rezeki yang satu ini sebanding lurus dengan usaha yang dijalani.

Bagi yang masih menimba ilmu, harta yang didapat masih pemberian dari orang tua berupa biaya pendidikan, uang saku, dan atau uang tabungan. Sedangkan bagi kita yang telah menginjak usia dewasa mulai berpikir untuk mencari-cari kerja, tak lain dan tak bukan untuk mendapatkan harta yakni berupa penghasilan. Selain untuk memenuhi kebutuhan sendiri juga mulai memikirkan arah masa depan seperti ingin punya rumah, punya kendaraan pribadi, buka usaha, melanjutkan kuliah, traveling ke suatu tempat, dan bahkan menikah. Hmm… cukup menarik seandainya kita memiliki uang yang lebih di saku kita. Lalu bagaimana agar keuangan kita utuh dan bernilai lebih di sisi harta itu sendiri?

  • Selalu bersyukur
Bersyukukur menjadikan hidup kita selalu berkecukupan. Apapun kondisi yang dialami, jika kita selalu menanamkan sifat bersyukur, maka kita akan merasa tidak berkekurangan. Hendaklah selalu bersyukur dalam hidup ini.

  • Puaslah dengan harta yang dimiliki
Seseorang ketika dibukakan pintu rezeki baginya, maka hendaklah ia ikhlas, rido, cukup, dan puas terhadap semua yang dimilikinya. Saat diri ini merasa cukup, maka akan timbul kepuasan diri yang akan melahirkan sifat dari dalam, berupa rasa syukur terhadap Tuhan atas apa yang telah diberikan-Nya. Lihatlah ke bawah karena kita masih berada di titik normal sementara banyak orang yang tengah ditimpa kesusahan lebih dari kita. Kita tidak kurang dan tidak lebih, namun selalu menikmati yang dimiliki saat ini.

  • Cermat dan tidak boros
Hilangkan sejenak dari pikiran kita terhadap keinginan-keinginan yang terlalu melampaui batas, sifat berlebih-lebihan. Seiring berjalannya waktu, ada banyak godaan untuk kita melakukan sesuatu di luar praduga. Terutama bagi wanita, belanja bisa jadi hal yang sangat menyeramkan saat keinginan membeli barang mengharuskan mereka menguras isi tabungan. Saat masih berada disatu tempat perbelanjaan, lihat baju ini, lihat baju itu, dan karena seringkali tergoda, akhirnya membeli juga. Hal ini wajar-wajar saja selama kita cermat mengelola keuangan. Namun jika salah, yang ada besar pasak daripada tiang bisa jadi melekat dalam perhitungan keuangan Anda. Perhatian untuk sobat yang masih single, yuk, kelola dengan baik pengeluaran demi masa depan.

  • Menjadikan tabungan abadi
Mencari harta tidaklah dilarang bahkan dianjurkan mencarinya, dan menjadi kaya pun tidak dilarang. Yang dilarang adalah tertipu dengan dunia dan buta akan harta. Tidak kenal haram ataupun halal, seseorang bisa jadi mengabaikan hukum dalam mencari harta karena saking dominanannya keinginan untuk memperoleh harta tersebut. Bekerjalah dengan jalan yang baik dan benar, baik dari sisi loyalitas bekerja dan benar dari sisi jalur yang ditempuh, yakni pekerjaan tersebut akan halal. Dimana ada kerja, di sana ada hasil. Hasil yang bisa dipetik dari buah kerja tangan kita sendiri. Semakin giat kita bekerja, semakin gembiranya kita ketika memetik hasilnya. Tak ada salahnya bila kita mengharap kebaikan dari sisi lain yaitu berupa tabungan kelak lagi kekal, yakni dengan menyisihkan sedikit demi sedikit harta kepada orang tua, kerabat, orang-orang yang kurang mampu, orang-orang yang kesulitan membayar hutang, orang-orang yang ‘dalam perjalanan karena kehabisan ongkos’, serta kebaikan lain-lainnya. Walaupun sedikit demi sedikit, hasilnya akan kita tuai baik itu saat ini maupun saat nanti.